Begini Cara Trading Scalping Dengan Parabolic SAR
Begini Cara Trading Scalping Dengan Parabolic SAR
Scalping adalah salah satu gaya perdagangan paling populer untuk pedagang jangka pendek. Namun, karena prosedur ini dilakukan dalam waktu yang sangat singkat, maka perlu menggunakan indikator untuk memudahkan analisis. Ada banyak indikator teknikal yang bisa digunakan, salah satunya adalah parabolic SAR. Apakah ada metode khusus yang harus diperhatikan saat scalping dengan Parabolic SAR?
Parabolic SAR
SAR adalah singkatan dari Stop and Reverse, yang berarti harga berhenti dari tren utama dan pembalikan. Parabolic SAR diciptakan oleh Welles Wilder untuk digunakan di pasar populer. Ia pertama kali memperkenalkan indikator ini dalam bukunya "New Concept In Technical Trading Systems" pada tahun 1978. Sejak saat itu, indikator parabolic SAR telah dikenal kegunaannya dalam analisis tren.
Parabolic SAR menggunakan titik di bagian atas atau bawah grafik candlestick untuk membantu mengidentifikasi tren. Antarmuka yang sederhana dan mudah dibaca ini membuat Parabolic SAR populer di kalangan trader. Apalagi indikator ini sudah terinstal secara default di platform MetaTrader, sehingga trader bisa dengan mudah menginstalnya.
Alasan Mengapa Indikator Ini Cocok Untuk Scalping
Metode scalping mengacu pada strategi perdagangan yang dijalankan pada kerangka waktu yang rendah. Umumnya scalper menggunakan time frame M1, M5, M15 atau M30. Tujuan utama dari metode ini adalah agar para trader mendapatkan keuntungan dalam waktu sesingkat mungkin. Keuntungan yang diperoleh dalam waktu singkat tentu tidak sebesar keuntungan jangka panjang. Oleh karena itu, scalper biasanya memiliki prinsip membuka posisi sesering mungkin untuk mengumpulkan keuntungan.
Scalper biasanya memanfaatkan kemunculan reversal dalam jangka pendek. Parabolic SAR dapat membantu scalper menemukan titik pivot harga bahkan dalam pergerakan terkecil dan menggunakannya sebagai indikator masuk atau keluar.
Saat scalping dengan Parabolic SAR, trader disarankan untuk menggunakan time frame M1-M30. Tampilan SAR parabola ditunjukkan pada contoh grafik M5 ini. Jika titik parabolic SAR berada di bawah candle, berarti pasar sedang bullish. Di sisi lain, pasar dikatakan dalam tren turun jika titik-titik tersebut berada di atas candle.
Kekurangan
Meskipun penggunaannya sederhana dan mudah dipahami, parabolic scalp SAR juga memiliki beberapa kekurangan. Indikator ini tertinggal, artinya sinyal dikirim setelah kondisi pasar berubah. Oleh karena itu, indikator ini tidak cocok digunakan jika trader ingin memprediksi pergerakan pasar di masa mendatang.
Kelemahan lainnya adalah ketika pasar sedang sideways. Dalam mode ini, parabola SAR biasanya bergerak naik, turun dan sebaliknya. Hal ini menyebabkan sinyal palsu yang dapat menjebak trader yang tidak waspada.
Scalping akan sangat menjanjikan bagi para trader jika ingin mendapatkan keuntungan dalam waktu singkat. Umumnya, Scalper memanfaatkan pembalikan jangka pendek untuk menghasilkan keuntungan kecil sesering mungkin. Parabolic SAR dalam hal ini bisa menjadi salah satu indikator terpenting untuk mengidentifikasi indikator dari pembalikan jangka pendek. Namun karena adanya lag, maka diperlukan indikator teknikal lain seperti MACD atau Stochastic untuk melengkapi sinyal parabolic SAR.
Meski demikian, trader tidak sepenuhnya bebas dari risiko kerugian. Perlu dicatat bahwa scalping adalah strategi yang berisiko. Seorang scalper yang sukses membutuhkan banyak konsentrasi dan kemampuan untuk menganalisa pasar dengan cepat dan akurat. Selain itu, trader juga harus pandai mengelola emosi tradingnya agar tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Ini hanya dapat diperoleh jika pedagang penuh dengan perdagangan.
Jika Anda masih pemula dan ingin belajar menjadi scalper yang handal, jangan terlalu berambisi untuk meningkatkan keuntungan dengan mempertaruhkan seluruh modal Anda. Gunakan manajemen risiko yang baik dan selalu pahami kondisi pasar agar Anda tidak terjebak dalam kebisingan dalam jangka pendek.